Sejarah Sejadah

173 Berber

Hay sobat HJ kali ini saya ingin membagikan informasi tentang sejarah sejadah. Dalam kajian riwayat-riwayat dan kitab-kitab sejarah tentang keadaan dan perkembangan masjid pada masa Rasulullah SAW dan khalifah yang empat (Abu Bakar As Siddiq, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib) dapat kita ketahui dengan jelas dan pasti bahwa masjid-masjid ketika itu lantainya tidak dihampari karpet, permadani atau sajadah bahkan juga tidak dihampari tikar yang terbuat dari daun-daun pelepah korma atau dedaunan pohon-pohon lainnya walaupun diperbolehkan sujud di atasnya. Sejarah menjelaskan baik secara langsung atau tidak bahwa kain sudah ada sejak sebelum Rasulullah SAW lahir.

Pada zaman khalifah empat, masjid-masjid tetap tidak dihampari permadani bukan karena mereka tak punya ide atau keinginan untuk itu.  Namun, karena hal itu dilarang oleh Syari’at Islam dan tidak boleh sujud ketika shalat kecuali di atas tanah secara langsung serta menganggap bahwa hal itu bid’ah, sebagaimana dalam riwayat-riwayat ketika terik matahari panas para sahabat rasulullah saw menggenggam batu-batu kecil untuk pendingin dan mereka gunakan untuk alat sujud. As-Sakhawi berkata, ”Sesungguhnya masjid-masjid sampai pada tahun 131 H atau 132 H masih tetap menggunakan tanah atau batu-batu kecil.”

Kata dari sajadah berasal dari kata Bahasa Arab yang terdiri dari akar kata ‘sajada’ yang memiliki arti sebagai ‘masjed’ atau ‘masjid’ dan ‘sujud’. Sejarah sajadah pada awalnya dulu merupakan satu jenis karpet yang diproduksi di daerah Asia Tengah dan Asia Barat. Karpet doa ini digunakan oleh umat Islam untuk menutupi tanah ataupun lantai yang kosong saat mereka akan mendirikan ibadah sholat. Adapun ujung dari karpet doa ini selalu diarahkan ke Mekah, Saudi Arabia, yang merupakan pusat atau kiblat bagi seluruh umat Muslim di dunia. Berbagai simbol keagamaan pada permadani sholat ini memiliki makna yang menjadi filosofi sajadah itu sendiri. Lampu masjid pada sajadah untuk mengingatkan lampu masjid. Sisir sebagai pengingat untuk menyisir janggut sebelum menjalankan sholat. Lalu kendi air yang menjadi pengingat kewajiban mencuci tangan atau berwudhu sebelum sholat. Ada juga karpet sholat dengan motif tangan di kedua sisi mihrab. Ini menunjukkan di mana posisi tangan seharusnya berada saat sholat.



Yuk ikut merasakan serunya WISATA HALAL bersama HJ TOURS. Waktu shalat terjaga dan menu makanan terjamin halal. DAFTAR DARI SEKARANG ! Sebab seat terbatas dan cepat penuh, jangan sampai Anda kehabisan seat tahun ini !

follow ig kami di @hjgorup



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *